KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan
atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan
kepada dosen dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Daftar isi
Daftar gambar
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam serta menjaga kekayaan serta bangunan-bangunan yang telah ada. Melakukan kewajiban untuk menjaga dan melestarikan sejarah pada bangsa Indonesia terutama tempat-tempat bersejarah seperti Museum Kebangkitan Nasional yang pada umumnya penting bagi masyarakat untuk diketahui dan di pelajari.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam serta menjaga kekayaan serta bangunan-bangunan yang telah ada. Melakukan kewajiban untuk menjaga dan melestarikan sejarah pada bangsa Indonesia terutama tempat-tempat bersejarah seperti Museum Kebangkitan Nasional yang pada umumnya penting bagi masyarakat untuk diketahui dan di pelajari.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bagaimanakah latar
belakang sejarah terbentuknya Museum Kebangkitan Nasional?
Apa sajakah peristiwa bersejarah di gedung Kebangkitan
Nasional?
Apakah koleksi Museum
Kebangkitan Nasional?
1.3 Tujuan
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
Untuk memperoleh informasi
tentang sejarah Museum Kebangkitan Nasional
Untuk mengetahui
pentingnya tempat-tempat bersejarah untuk di pelajari
1.4 Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode observasi berupa:
Teknik pengamatan langsung
Penulis terjun langsung
kelokasi pengamatan, yakni di Jl.
Abdurahman saleh Jakarta pusat
Teknik wawancara
Teknik ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara lengkap mengenai Museum Kebangkitan Nasional dari
narasumber / guide
Studi Pustaka
Penulis menelaah
sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian dari buku-buku, artikel,
atau internet.
1.5 Sumber data
Untuk memperoleh data
dalam suatu penelitian , diperlukan sumber data, data akan mudah di peroleh
apabila ditentukan terlebih dahulu
lokasi penelitian. Oleh karena itu, penulis menentukan lokasi penelitian ini di Jl. Abdurahman saleh Jakarta pusat
BAB II
PEMBAHASAN
Dasar Pemikiran
Kehidupan manusia di dunia
mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan
(khalifullah) di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam.
Manusia dalam melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang universal filosofis dan sosial politis. Di bidang universal filosofis trasenden dan idealistik, sedangkan bidang sosial politis bersifat imanen dan realistis yang bersifat lebih nyata dan dapat dirasakan.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang ber-bhinneka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan gegrafis yang strategis dan kaya sumber daya alam. Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air. Begitu pula manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan sejarah pada bangsa Indonesia terutama tempat-tempat dan gedung-gedung bersejarah yang pada umumnya penting bagi masyarakat untuk diketahui dan di pelajari.
Manusia dalam melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang universal filosofis dan sosial politis. Di bidang universal filosofis trasenden dan idealistik, sedangkan bidang sosial politis bersifat imanen dan realistis yang bersifat lebih nyata dan dapat dirasakan.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang ber-bhinneka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan gegrafis yang strategis dan kaya sumber daya alam. Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air. Begitu pula manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan sejarah pada bangsa Indonesia terutama tempat-tempat dan gedung-gedung bersejarah yang pada umumnya penting bagi masyarakat untuk diketahui dan di pelajari.
Latar bekang sejarah terbentuknya Museum Kebangkitan
Nasional
Museum Kebangkitan
Nasional merupakan museum sejarah yang menyajikan barang atau benda koleksi
yang berhubungan dengan sejarah kebangkitan nasional. Museum ini berada di
dalam komplek gedung Ex-stovia ( school Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen)
yaitu sekolah kedokteran Bumi Putra.
Dibangun pada 1899 dan resmi dipakai untuk pendidikan STOVIA pada 1902. Para
pelajar berasal dari berbagai etnik berbeda, seperti dari Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan lain-lain. Mereka belajar kedokteran sekitar
9-10 tahun dan selama menjalani pendidikan diwajibkan tinggal dalam asrama
STOVIA.
Disamping belajar
kedokteran yang merupakan keharusan, merekapun melakukan aktivitas lainnya
seperti berdiskusi, studi club, olah raga, seni budaya daerah, bahkan mengarah
pada pembentukan organisasi kebangsaan hingga terbentuklah Boedi Oetomo sebagai organisasi pergerakan modern pertama,
kemudian bermunculan pula organisasi lainya seperti Tri Koro Dharmo( Jong
Java), Jong Minahasa, Jong Sumatranen
Bond, Jong Ambon, Indische Partij, Sarekat Islam, Perehipunan Indonesia,
Muhammadiyah dan lain-lain.
Dalam perkembangan
pendidikan kedokteran, ternyata sarana dan prasarana yang ada di STOVIA sudah
kurang memadai, selanjutnya pada 1920 STOVIA pindah ke gedung baru, yaitu di
jalan Salemba 6 ( sekarang Fakultas kedokteran Universitas Indonesia) sedangkan
gedung yang lama hanya dipakai untuk asramanya saja. Pada 1925-1942
dipergunakan untuk MULO (Setingkat SLTP)
dan AMS ( setingkat SLTA) serta Sekolah Asusten Apotiker. Pada masa pendudukan
Jepang (1942-1945) digunakan untuk tempat penampungan tawanan tentara Belanda dan tentara KNIL. Sejak Indonesia merdeka
dari tahun 1945-1973 ditempati oleh keluarga bekas tentara KNIL dan masyarakat
Ambon.
Karena gedung EX-STOVIA
ini memiliki nilai sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia, yaitu tat kala
para pelajar STOVIA mencetuskan gagasan persatuan dan kesatuan bangsa, diantara
melalui pendeklerasian berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 mei 1908
kemudian bermunculanlah organisasi pergerakan lainnya, sehingga berdirinya
Boedi Oetomo “20 Mei” ditetapkan pemerintah sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Pada 1973 dalam hal ini
pemerintah Daerah DKI Jakarta melakukan
pemugaran gedung secara keseluruhan, penghuni yang ada di dalamnya di tamping
pada komplek perumahan di Cengkareng Jakarta Barat.
Pada 20 Mei 1974 Presiden
Soeharto meresmikan gedung EX-STOVIA sebagai gedung bersejarah yang diberi nama
GEDUNG KEBANGKITAN NASIONAL.
Semenjak itulah EX-STOVIA
yang sudah diberi nama menjadi GEDUNG KEBANGKITAN NASIONAL mulai dikelola,
gedung maupun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mulai dilestarikan serta
diinformasikan kepada masyarakat untuk dapat dimanfaatkan guna kepentingan
studi dan kesenangan sehingga mengarah pada sebuah fungsi museum. Sedangkan
gedungnya sendiri ditetapkan sebagai Benda Caga Budaya yang sekarang dilindungi
oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010
tentang Cagar Budaya.
Peristiwa bersejarah di Gedung Kebangkitan Nasional
Akhir tahun 1907: Terjadi
pertemuan antara dr. Wahidin Soedirohoesodo dengan R. Soetome dan M. Soeradji
20 Mei 1908 : Perkumpulan
Budi Utomo didirikan oleh para pelajar STOVIA dibawah pimpinan R. Soetomo
7 Maret 1915 : Berdirinya
“ Tri Koro Dharmo” yang kemudian pada tahun 1917 berubah nama menjadi “ Jong
Java’
Tahun 1918 berdiri “ Jong
Ambon” dan “ Jong Minahasa”
6 April 1973 : Gedung
Ex-STOVIA mulai dipugar oleh Pemda DKI Jakarta
20 Mei 1974 : Pemugaran
selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto menjadi “ Gedung Kebangkitan
Nasional”
27 September 1982 :
Pengelolaan Gedung dialihkan dari Pemda DKI Jakarta ke Pemerintah Pusat ( dalam
hal ini Depdikbud)
12 DESEMBER 1983 :
Penetapan Gedung Kebangkitan Nasional (Ex-STOVIA) sebagai “ Cagar Budaya”
7 Februari 1984 :
Dikeluarkan SK Mendikbud No. 030/0/1984 tentang penyelenggaraan Sebuah Museum
didalam Gedung Kebangkitan Nasional,
dengan nama “Museum Kebangkitan Nasional”
September 1992 : Seluruh perkantoran Swasta dipindahkan
karena digunakan untuk Pengembangan Museum
13 Desember 2001 : Museum
Kebangkitan Nasional bertanggung jawab kepada Menteri Negara Kebudayaan dan
Pariwisata
Tahun 2012 pengelolaan
Museum Kebangkitan Nasional berada di bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sampai sekarang.
Koleksi Museum Kebangkitan Nasional
Terdapat dua aspek penting
dalam penyajian Koleksi Museum Kebangkitan Nasional yaitu pertama yang
menyangkut pendidikan STOVIA dan yang kedua adalah yang keterkaitan dengan
sejarah perjuangan pergerakan bangsa Indonesia mulai masuknya bangsa Belanda ke
Indonesia sampai perjuangan bangsa Indonesia mencapai titik puncak
perjuangannya pada 17 agustus 1945.
Barang atau benda yang
terkait dengan dua aspek tersebut disajikan dalam bentuk foto, replika,
lukisan, patung, diorama, maket, peralatan kedokteran dan peralatan lainya.
Adapun sistematika
penataan benda-benda koleksi tersebut disusun menurut periodisasi sejarah
perjuangan sebagai berikut :
Ruang Pengenalan
Ruang Sebelum Pergerakan
Nasional
Ruang Awal Kesadaran
Nasional
Ruang Pergerakan Nasional
Ruang Pendidikan STOVIA
Beberapa ruang pendukung
antara lain :
Ruang Memorial Boedi
Oetomo
Ruang Asrama STOVIA
Ruang Dosen STOVIA
Ruang Pergerakan Kelas
STOVIA
Ruang Peragaan Kelas
Kartini
Ruang Memorial Boedi
Oetomo pada masa STOVIA dipergunakan sebagai ruang praktek anatomi merupakan
ruang yang bersejarah , karena di ruang inilah para pelajar STOVIA mendirikan
organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.
BAB III
PENUTUP
Lingkungan yang perlu
dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang
antara manusia. begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan
keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
antara manusia. begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan
keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
3.1 Kesimpulan
Jadi sejarah tempat-tempat
penting di Indonesia sangatlah penting dan bermanfaat untuk dipelajari serta
memberikan cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri dan tanah air sebagai
negara kesatuan dari berbagai aspek kehidupan seperti contohnya Museum
Kebangkitan Nasional ini.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Buku
panduan Museum Kebangkitan Nasional
-
Buku
Informasi Pariwisata Nusantara
Di susun
oleh : novytania (@taniaaldiRa)
blog mu bagus yuk cek 4 Template Blog Terbaik Untuk Adsense Dijamin Approve
BalasHapusMakasih ya kak informasinya
BalasHapus