Senin, 23 Mei 2011

Being an activist



Kritis, aktif dan vocal jadi nilai lebih kaum muda.
Tapi mendeklarasikan diri sebagai activist? There’s more to that life than what we see!







Get some

Future leader
Terlibat langsung menangani issue di lingkungan menjadikan aktivis identik sebagai pembawa perubahan. Contohnya Alanda Kariza yang bikin Indonesia Youth conference sebagai ajang latihan remaja untuk bikin project di kota asal masing-masing yang bener-bener bisa membawa perubahan berarti.

Exploring self potential
Aktivis biasanya kritis,punya big curiosity, dan keinginan terus belajar. Inilah yang membuat potensi mereka terasah, karena mereka selalu mengembangkan skill dan pengalaman di bidang yang mereka pilih.

More experience
Gara-gara aktif di berbagai organisasi, pengalaman seorang aktivis lebih kaya dibanding maahasiswa yang dijuluki kupu-kupu (kuliah pulang,kuliah pulang). Dari situ aktivis belajar berorganisasi plus bersosialisasi. Kesempatan menghadiri forum atau event penting terbuka lebar bahkan bisa jadi duta bangsa diluar negeri.

Agent of social control
Aktivis sangat peduli dengan isu isu sosia,lingkungan, pemberdayaan perempuan, pendidikan, buruh, dan lainnya. Mereka dianggap sebagai penyambung lidah masyarakat, nggak jarang para aktivis juga dianggap sebagai pahlawan.


Lose some

Rebellious label
Karena terdiri dari kaum muda, para aktivi sering dipandang sebagai kaum pemberontak, walaupun nggak semuanya seperti itu. Paradigma ini muncul karena beberapa gerakan pemuda yang menyuarakan aspirasi dengan turun ke jalan sering berakhir dengan kerusuhan atau pemberontakan dengan aparat setempat.

Too fanatic
Idealisme yang dianut para aktivis kadang jadi mendarah daging. Hal ini menyebabkan fanatisme berlebihan, bahkan bisa menciptakan permusuhan dengan golongan lain, yang dianggap nggak sepikiran dengan idealisme mereka.

Losing all the fun
Waktu tersita buat rapat organisasi dan gerakan turun kejalan, nggak ada lagi spare time uat hang out bareng keluarga atau teman. Setiap hari Cuma dibayang-bayangi sama strategi-strategi untuk mewujudkan program-program organisasi.

Jeopardizing study
Karena sibuk memperjuangkan nasib TKI,waktu buat focus ke pelajaran tersita. Tugas numpuk dan hasil ujian yang didapat jadi kurang memuaskan. Nggak sedikit aktivis yang terpaksa drop out dari kampus karena index prestasi dibawah standar minimal atau nggak menyelesaikan studi sampai batas maksimal yang diperoleh


Narasumber-go!magazine-





Tidak ada komentar:

Posting Komentar